Melihat keadaan ekonomi global yang berangsur stabil, Kepala Bappenas Bambang PS Brodojoseno dan juga Ketua Pelaksana PP Ikatan Sarja Ekonomi Indonesia (ISEI) harusnya dalam keadaan seperti ini ISEI memberikan saran dan pandangan terkait kebijakan yang nantinya bisa mengangkat sektor pariwisata di Indonesia.

Menurut Bambang hal yang mendasar dan harusnya dilakukan oleh ISEI lebih menekankan kepada memberikan edukasi dan pemikiran pandangan kepada daerah bahwa pariwisata sangat penting dan berimbas baik kepada kegiatan ekonomi daerah.

Pariwisata saat ini menjadi salah satu andalan beberapa Negara berkembang dan maju di dunia untuk mendulang devisa dan menggerakan kegiatan ekonomi masyarakat. Ekspor barang memang dulunya menjadi sektor yang bisa diandalkan, namun lama kelamaan mulai bergeser.

” Pariwisata merupakan kategori ekspor jasa karena akan menghasilkan devisa untuk Indonesia untuk bisa memperkuat rupiah secara permanen,” ujar Bambang.

Hal tersulit untuk pengembangan pariwisata di daerah memang masih kebanyakan berasal dari nilai investasi yang tidak sedikit. APBD sebagai salah satu anggaran belanja daerah mungkin hanya mengalokasikan beberapa persen untuk pengembangan pariwisata, dan salah satu caranya adalah mendatangkan investor swasta.

Untuk mendatangkan investor swasta baik asing maupun lokal juga bukan perkara mudah. Investor tidak akan mau menanamkan modal investasi jika iklim investasi daerah tersebut tidak kondusif dan tidak mendapatkan support dari pemerintah daerah.

Faktanya saat ini baik secara nasional Indonesia masih sangat jauh tertinggal dari segi kunjungan wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia. Salah satu yang perlu dibanggakan adalah kunjungan wisatawan di Bali yang memang sudah tidak bisa dipungkiri lagi menjadi andalan pariwisata Indonesia.

Wacana Kementerian Pariwisata untuk mengembangkan Bali Baru memang harusnya kedepan bisa berimbas baik untuk iklim investasi pariwisata di Indonesia. Beberapa kawasan seperti di daerah Indonesiua Timur saat ini mulai masuk dalamĀ  pencanangan kawasan pariwisata Bali Baru.

Hal ini seharusnya bisa dipahami serius oleh seluruh pihak baik pemerintah daerah, pusat dan juga lembaga pendukung dari swasta. Prioritas pembangunan sangat diperlukan agar nilai investasi pembangunan sektor pariwisata di daerah berkembang.