Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya yang berlokasi di Banten ternyata memliki kapasitas mencapai 3.400 megawatt (MW) dan ini merupakan PLTU terbesar di Indonesia dibandingkan dengan PLTU lainya.

PLTU Suralaya menjadi salah satu penopang daya listrik di Jawa-Bali, PLTU Suralaya memiliki tujuh unit, empat unit masing-masing berkapasitas 400 MW dan tiga unit berkapasitas 600 MW.

“Ini PLTU terbesar di Indonesia. Kami beroperasi 24 jam yang mendukung sistem Jawa-Bali,” kata Amlan GM Unit Pembangkitan Suralaya Indonesia Power.

Bukan hanya itu untuk konsumsi penyediaan operasional listrik yang digunakan oleh PLTU Suralaya mencapai 35.000 ton batu bara per hari.

Anak usaha PT PLN (persero) itu memiliki jumlah pegawai mencapai 725 orang. Adapun nilai asetnya mencapai Rp 51,5 triliun. Amlan menuturkan, pendapatan per tahunnya sekitar Rp 16,4 triliun dengan investasi per tahun berkisar Rp 100-200 miliar.

PLTU lain yang juga menjadi penopang kelistrikan Jawa – Bali adalah PLTU Celukan Bawang yang berada di Celukan Bawang Buleleng, Bali.

PLTU Celukan Bawang memiliki kapasitas 426 Mega Watt (MW) kapasitas ini memang jauh dari kapasitas PLTU Suralaya yang mencapai 3.400 MW.

Dengan beroperasinya PLTU Celukan Bawang pasokan listrik di kawasan Bali bisa teratasi dengan baik dan tanpa harus mengalami krisis listrik.

Saat ini PLTU Celukan Bawang sedang mengalami prose pembangunan tahap dua yang menelan biaya hingga mencapai Rp 1,5 triliun.

PT PLTU Celukan Bawang pembangunan tahap dua dengan menambah pembangunan fasilitas turbine dan cerobong asap, colling water system, relay building dan switchyard, perakitan dan pemasangan 150 Kv, jaringan transmisi, coal handling system.

Selain itu, pemasangan cerobong setinggi 201 meter, pembangunan revetment sepanjang 495 meter , dermaga jeti 260 meter, dan pembangunan ash yard seluas 27.740 meter persegi.

Beberapa pembangunan PLTU memang seharusnya bisa membawa dampak baik dari sisi pasokan listrik yang akan terus terjamin tanpa harus mengalami kekurangan listrik.

Apalagi beberapa kawasan di Indonesia sendiri konsumsi listrik sangat tinggi termasuk salah satunya adalah Pulau Bali.

Oleh karena itu antisipasi dari sekarang adalah jalan terbaikm meskipun dari berbagai pihak masih banyak yang melakukan tentangan karena berbeda prinsip dari sisi lain.