PT PLN menyebutkan bahwa pembangkit listrik tenaga uap PLTU Batang nantinya mampu mencukupi pasokan listrik Jawa-Bali dengan kapasitas PLTU mencapai 2x1000MW.

PLTU Batang sendiri ditargetkan akan rampung dan mampu beroperasi pada tahun 2020, nantinya bukan hanya sebagai pasokan listrik masyarakat. PLTU Batang juga akan menjadi pemasok bagi kawasan industri yang ada di Batang.

Sampai saat ini pembangunan PLTU Batang masih bisa dibilang baru 30%, tahapan lain yang sedang berjalan adalah tahap pembiayaan (Financilam Close).

PLN tengah mempersiapkan saran pendukung dengan mengerjakan sejumlah proyek transmisi untuk menyokong operasional PLTU Batang tersebut. Di antaranya pembangunan transmisi 500 KV di jalur utara dan pembangunan gardu induk yang dijadwalkan akan selesai tahun 2019.

Jika sudah selesai pembangunan dan mulai beroperasi PLTU Batang akan menjadi PLTU terbesar di Asia Tenggara.

PLTU Jawa Tengah 2 x 1,000 MW merupakan proyek infrastruktur pertama kerjasama Pemerintah Swasta atau dibangun dengan skema Public-Private Partnership (“PPP”) serta menjadi bagian dari Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia.

Pengerjaan PLTU Batang memang sempat mengalami beberapa kendala dan salah satunya adalah pembebasan lahan yang terbilang alot.

Namun Bupati Batang Wihaji menyebutkan bahwa semua pembayaran pembebasan lahan sudah terselesaikan dan Presiden Joko Widodo juga sudah meninjau semua aspek.

PLTU Batang dibangun oleh beberapa pengembang dan perusahaan diantaranyta PT Bhimasena Power Indonesia adalah konsorsium pelaksana proyek PLTU Jawa Tengah. BPI merupakan perusahaan join venture yang dibangun oleh tiga konsorsium yakni Electric Power Development Co., Ltd. (“J-Power”), PT Adaro Power, yang seluruhnya adalah dimiliki Adaro Energy dan Itochu Corporation (“Itochu”).

Percepatan pembangunan yang terus diupayakan memang terus digenjot oleh Pemerintahan sebagai pendukung investasi pembangunan di Indonesia.

Indonesia terus mencoba membangun berbagai proyek strategis yang direncanakan oleh Presiden Joko Widodo ada 45 proyek strategis nasional mulai dari pembuatan PLTU, Jalan Tol, Pelabuhan dan infratstruktur lainya.

Semua ini sebagai salah satu percepatan pembangunan agar Indonesia mampu menjadi Negara mandiri dan kuat daru segi fundamental pembangunan jangka panjang.