Penanaman Modal Asing Bali Utara mengalami penguatan signifikan, nilai investasi asing yang sudah terealisasikan mencapai angka 96 persen pada tahun 2017 atau bisa dibilang naik jauh dari tahun sebelumnya 2016 yang hanya memiliki nilai investasi mencapai US$ 11,245 juta.
Indikasi peningkatan Investasi modal asing di Bali Utara memang mulai terlihat pada tahun 2014, nilai angka investasi pada tahun 2014 mencapai US$ 260,857 juta, nilai investasi asing ini naik hampir 105% dari tahun 2013 yang hanya bernilai US$6,503 juta.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadi Satu Pintu Ida Bagus Made Parwata menyebutkan bahawa setipa tahunnya angka investasi yang masuk di Bali Utara terus mengalami peningkatan yang signifikan.
Pembangunan Hotel dan Restoran di kawasan Bali Utara mulai terlihat bergeliat, hal ini tidak bisa terlepas dari diberlakukannya moratorium pembangunan hotel di Bali Selatan. Walaupun pada akhirnya tahun 2017 moratorium itu dicabut dan mengizinkan kembali pembangunana hotel di Badung.
Hal inilah yang menjadi mulai beralihnya investor melirik Bali Utara untuk investasi di berbagai sektor khususunya penyangga pariwisata.
Berdasarkan data perkembangan realisasi investasi PMA di Bali, Kabupaten Buleleng menempati urutan nomor dua setelah Badung pada 2017 yang nilai investasinya mencapai US$365 juta. Setelah Badung dan Buleleng, Kota Denpasar menjadi wilayah ketiga yang realiasi investasinya tertinggi yakni sebesar US$52 juta. Untuk PMA, hampir semua realisasi investasi di masing-masing wilayah Bali menunjukkan pola yang fluktuatif.
Sementara, untuk PMDN, realisasi investasi terbesar pada 2017 dimiliki Denpasar dengan nilai Rp5,666 triliun. Klungkung menempati urutan nomor dua realisasi investasi terbesar selama 2017 dengan nilai Rp2,881 triliun. Baru selanjutnya, ada Buleleng dengan nilai Rp1,122 triliun.
Bali Utara memang harus semakin pro investasi baik asing maupun pengusaha Indonesia, investasi memang menjadi salah satu bagaimana wilayah bisa berkembang kedepannya.
Terlebih kawasan Bali Utara mulai digadang-gadang akan menjadi kawasan zona pariwisata maju atau kawasan penyangga pariwisata Bali. Hal ini ditunjukan dengan dibukanya Pelabuhan Celukan Bawang dan Pelabuhan Tanjung Benoa menjadi singgahnya kapal pesiar dan membawa wisatawan asing dari berbagai Negara lain.