Pembangunan PLTA Kayan akan dibangun di Kalimantan Utara, degan nilai investasi mencapai US$ 27 miliar.

PT Kayan Hydro Energy akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan di Kalimantan Utara. PLTA Kayan ini memiliki kapasitas sebesar 9.000 MW. Besarnya kapasitas listrik yang dihasilkan menjadikan PLTA Kayan jadi pembangkit listrik tenaga air terbesar di Indonesia.

PLTA Kayan akan mulai konstruksi di akhir tahun 2019

Dilansir dari cnbcindonesia.com, Direktur Operasional Kayan Hydro Energy Khaerony mengatakan bahwa PLTA akan mulai kontruksi. PLTA ditargetkan mulai konstruksinya akhir tahun 2019, Rabu (21/8/2019).

Khaerony mengungkapkan, pembangunan proyek PLTA Sungai Kayan akan dibangun secara bertahap. Tahun 2019 akan jadi pembangunan tahap pertama dengan membangun bendungan unit 1.

PLTA Kayan akan mulai konstruksi akhir tahun 2019 (kaltara.prokal.co)

Bendungan 1 berkapasitas sebesar 900 MW. Tahun berikutnya dilanjutkan ke pembangunan bendungan unit 2. Kapasitas bendungan 2 sebesar 1.200 MW. Setelah itu dilanjutkan ke bendungan unit 3, 4, dan terakhir unit 5.

Pembangunan PLTA Kayan menelan dana investasi mencapai US$ 27 miliar. Adapun, sumber pendanaannya bersumber dari PowerChina dan Central Asia Capital Ltd.

PowerChina sendiri merupakan sebuah perusahaan yang dimiliki oleh China. Perusahaan ini memang berfokus pada berbagai pembangunan, termasuk di dalamnya membangun sumber energi dan listrik.

Jika nantinya PLTA ini selesai dibangun, ungkap Khaerony, Indonesia yang selama ini masih impor listrik dari Malaysia, justru bisa berbalik mengekspor listrik ke Malaysia.

“Malaysia di sisi utara listriknya masih kurang, nah ini nanti bisa ekspor ke sana, dan bisa pasok kelistrikan di Kalimantan juga,” kata Khaerony yang dipetik dari cnbcindonesia.com.

Kendati demikian, pembangkit cascade (berjenjang) ini sudah masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028. Khaerony juga mengatakan bahwa KHE telah menandatangani nota kesepahaman dengan PT PLN (Persero) terkait kerja sama bisnis.

Penandatanganan nota kesepahaman tersebut membahas rencana dan potensi ke depannya, antara PLTA Kayan dengan PLN. Termasuk di dalamnya mengatur bagaimana proses jual listrik ke industri dan masyarakat.

“Kami sih sebenarnya tergantung PLN. Kalau PLN beri wilayah usaha, kami siap. Kalau kami jual listrik dan lewat PLN melistrikinya kami juga siap. Yang jelas kami siap listriki kawasan industri maupun masyarakat,” tambahnya lagi.

Pembangunan PLTA Kayan akan dibangun di atas lahan seluas 12.000 hektar. Dalam pembangunannya, KHE terpaksa merelokasi dua desa yang terdiri atas 160 KK atau sekitar 300 warga. Proses relokasi juga telah mengalami berbagai kajian dan musyawarah dengan pemerintah provinsi serta warga secara langsung.