PLTA Kayan dipersiapkan untuk menyokong kebutuhan listrik di Kawasan industri di Tanah Kuning.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) sedang menyiapkan pembangunan mega proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Sungai Kayan dengan kapasitas hingga 9.000 megawatt (MW) pada akhir tahun 2019.

Pembangunan PLTA Kayan tersebut juga sekaligus menjadi program pemerintah untuk terus meningkatkatkan penggunan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) guna memperbaiki bauran energinya.

Adanya pembangkit listrik tenaga hidro tersebut akan diproyeksikan untuk mendukung penciptaaan kawasan industri di Tanah Kuning.

PLTA Kayan disiapkan sebagai insfratruktur pendukung

Gambar PLTA Cirata (Liputan6.com)

Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie memaparkan, sebelum dilakukan konstruksi PLTA sudah lebih dulu dilakukan kajian teknis dan lingkungan di sekitar lokasi pembangunan PLTA di Sungai Kayan.

Setalah dilakukan studi, barulah dipetakan bahwa terdapat beberapa titik sungai di Kaltara yang berpeluang untuk dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air.

“Jadi kalau selutuh sungai di Kaltara Sungai Kayan, Sungai Bahau, Sungai Mentarang dan sungai-sungai lain itu memiliki potensi menghasilkan 15.000 MW samai 20.000 MW. Untuk Sungai Kayan sendiri bisa 9.000 MW,” terang Irianto, Selasa (27/8/2019) seperti dikutip dari Bisnis.com.

Irianto menegaskan, pembangunan PLTA ini akan diproyeksikan untuk menggerakkan roda perekonomian di kawasan industri di Tanah Kuning, khususnya industri alumunium.

Adapun pembangunan PLTA tersebut diperkirakan akan rampung dalam 25 tahun kedepan melalui lima tahapan. Untuk pembangunan di setiap tahapan akan memakan waktu sekitar 5 tahun.

Untuk tahapan pertama akan dibangun PLTA Kayan 1 dengan kapasitas 900 MW. Dilanjut dengan PLTA Kayan 2 berdaya 1.200 MW, PLTA Kayan 3 dan 4 dengan kapasitas masing-masing 1.800 MW dan PLTA Kayan 5 dengan target daya paling besar yakni 3.200 MW.

Sebagai informasi, dana investasi untuk pembangunan PLTA Kayan diperkirakan akan menghabiskan sekitar 2,3-2,7 juta dolar AS per MW-nya.

Jika kapasitas yang dihasilakan oleh PLTA Kayan sebesar 9.000 MW, maka biaya total pembangunan dapat mencapai20,7-24,3 miliar dolar AS atau senilai Rp 289,8 triliun-Rp340,2 triliun. dengan asumsi satu dolar AS dibanderol Rp 14.000,-

Irianto mangatakan, Saat ini proges pembangunan PLTA Kayan sedang dalam pra konstruksi bendungan. Sementara itu proyek pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) sedang dalam tahap pemenuhan kelengkapan izin dan lain sebagainya.

PLTA Kayan akan dipersiapkan sebagai insfratruktur pendukung. Oleh sebab itu, pembangunannya akan diintegrasikan dengan kawasan industri di Tanah Kuning.